Rabu, 28 Juli 2010

Mengapa Orang Bisa Berjalan di Atas Api Tanp Luka Bakar Seriu

Aksi atau permainan berjalan di atas bara api tanpa mengalami luka sudah sering kita lihat. Ada dugaan orang-orang yang melakukan itu menggunakan sihir karena tubuhnya tidak hangus berjalan di atas api. Tapi ada penjelasan ilmiah kenapa seseorang bisa berjalan di atas bara api tanpa terbakar?


Yang pertama, kebanyakan aksi berjalan di atas api mengggunakan api yang berasal dari potongan kayu. Potongan-potongan kayu ini terdiri dari banyak senyawa karbon, beberapa molekul organiknya mudah menguap termasuk menguapkan air.

Molekul organik ini akan mudah untuk menguap jika dipanaskan, karena panas yang dikeluarkan oleh api akan menguapkan semua senyawa organik volatil (mudah menguap) dan juga air. Sehingga yang didapatkan hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon adalah merupakan salah satu unsur yang ringan.

Struktur dari karbon ringan merupakan penghantar panas yang buruk, sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mentransfer panas dari bara ke kulit seseorang.

Tapi jika bara yang dihasilkan berasal dari bahan logam, maka perpindahan panas akan terjadi dalam waktu seketika dan seseorang akan mendapatkan luka bakar parah.

Kedua, abu yang dihasilkan dari proses pembakaran juga bisa bertindak sebagai penghambat panas atau lapisan isolator, sehingga perpindahan panas ke kulit seseorang akan menjadi lebih lambat.

Bukan berarti tidak mungkin terbakar sama sekali, karena perpindahan panas masih bisa terjadi. Jika seseorang berdiri diam di atas bara selama beberapa waktu, maka orang tersebut pasti akan mendapatkan luka bakar yang cukup serius.

Namun jika seseorang membatasi kontak kulitnya dengan bara api misalnya dalam jangka waktu yang sangat singkat atau berjalan dengan cepat, maka kaki tidak akan mendapatkan panas yang cukup untuk membakar kulitnya.

Itulah kenapa aksi-aksi berjalan di atas api memang tidak membuat seseorang terbakar. Tapi memang tidak mudah melakukannya dan dibutuhkan keahlian tertentu. Luka bakar sendiri akan terjadi jika tubuh terpapar oleh suatu zat yang bersuhu tinggi dan salah satu penyebab utama kecelakaan luka bakar adalah terpapar api.

Berdasarkan derajat kerusakan jaringan, maka luka bakar dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
Luka bakar derajat 1, yakni kerusakan pada lapisan epidermis yang ditandai dengan bengkak ringan di daerah tersebut, kulit kemerahan dan luka lecet.
Luka bakar derajat 2, yakni kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis (lapisan kulit yang lebih dalam), timbul rasa nyeri, infeksi dan terkadang dehidrasi.
Luka bakar derajat 3, yakni kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis, mengenai lapisan otot dan tulang serta terjadi infeksi.

Sumber :
zonapencarian.blogspot.com

beginilah cara unik dan murah memotret dari luar angkasa

 


Seorang sinematografer Colin Rich mengirim dua kamera digital yang dia beli di eBay seharga $45 ke atmosfir dengan menggunakan balon cuaca yang diluncurkan dari Oxnard, California.

Pria berumur 27 tahun ini memprogram kamera untuk mengambil gambar dan video setiap tiga menit. Rich merupakan salah satu dari sejumlah para penggemar yang suka memotret bumi.

Tadinya ini hanya mungkin dengan satelit teknologi tinggi yang mahal. Biaya keseluruhan misi yang Rich namakan Pacific Star II tidak sampai $300 (sekitar Rp 2,7 juta dengan kurs 9120).



Foto pada ketinggian: 1000 kaki (304,8 meter):


Rich membangun peralatannya dengan menggunakan dua kamera digital Canon Powershot yang dibungkus dengan styrofoam dan plester agar menjaga kamera tetap hangat dari suhu -60 derajat Fahrenheit (-51 derajat celsius), sebuah balon cuaca, sebuah parasut dan sebuah pelacak satelit GPS SPOT, sebuah pelacak GPS murah yang membaca data dari satelit yang mengelilingi bumi.

Dia juga menggunakan sebuah GPS Lassen IQ - sebuah perangkat yang memberikan data ketinggian yang akurat berdasarkan triangulasi, proses untuk menentukan lokasi berdasarkan jaraknya ke titik geografis lainnya.

Foto pada ketinggian: 10.000 kaki (3.048 km):


Rich memonitor kondisi cuaca dan melakukan banyak perhitungan selama berminggu-minggu sebelum peluncuran untuk memastikan kamera ini tidak menyimpang sejauh ratusan kilometer.

Foto pada ketinggian 15.000 kaki (4,572 km):


Setelah persiapan yang matang dengan motif yang jelas: "Aku mau mengambil gambar pada ketinggian yang lebih tinggi daripada yang pernah aku lihat sebelumnya," Sementara sebagian besar balon meledak saat mencapai ketinggian 90.000 kaki (27,432 km) dan 110.000 kaki (33,528 km) di udara dikarenakan tekanan, dia mau mencapai ketinggian lebih tinggi lagi.

Foto pada ketinggian 60.000 kaki (18,288 km):


Ada banyak grup di AS yang sudah melakukan ini pada akhir tahun 1980an, menurut Rick Von Glahn, pendiri Edge of Space Sciences (EOSS), sebuah organisasi nirlaba yang bermarkas di Denver, Colorado yang mempromosikan sains dan pendidikan lewat balon di ketinggian. "Ini bukanlah tren baru, tapi tren ini sedang berkembang."

Tren ini mendapat perhatian khalayak ramai pada September 2009 saat dua mahasiswa MIT meluncurkan sebuah kamera digital yang dikaitkan dengan sebuah balon helium yang melayang sampai ketinggian 93.000 kaki (28,3464 km) di udara untuk mengambil gambar-gambar bumi yang mengesankan.

Ini pertama kalinya ekperimen semacam ini berhasil dilakukan dengan bujet yang sangat kecil ($150=Rp 1,36 juta dengan kurs $1=9120).

Foto pada ketinggian 19 mil (30,57 km):



Foto pada ketinggian 23 mil (37 km):







Sumber :
www.abizmal.co.cc