Sabtu, 21 Mei 2011

NASA nantikan Inovasi Teknologi Untuk Jelajah Ruang Angkasa lebih jauh


Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menantikan inovasi teknologi yang akan dapat membawa manusia menjelajah ruang angkasa lebih jauh.

Setelah merayakan peringatan 30 tahun peluncuran pesawat ulang alik pertama, NASA mulai memandang jauh ke depan guna menyambut babak baru penjelajahan ruang angkasa. Para punggawa pun NASA amat antusias menantikan inovasi teknologi yang akan muncul dalam pengembangan kendaraan ruang angkasa generasi mendatang yang akan dapat membawa manusia ke bulan, asteroid hingga ke Mars.

Antusiasme itu diungkapkan salah seorang spesialis program NASA, Dan Lockney. Menurutnya, NASA sedang melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi terbaru yang akan digunakan pada misi luar angkasa NASA di masa mendatang. Teknologi tersebut nantinya akan digunakan pada kendaraan ruang angkasa yang akan dapat menjelajah lebih jauh dari kendaraan ruang angkasa saat ini. "Tentu sangat menarik melihat inovasi apa yang akan terwujud," kata Lockney.

Lockney menyebutkan, program pesawat ulang alik telah menghasilkan banyak teknologi inovatif. Salah satunya adalah pengembangan Video Image Stabilization and Registration (VISAR), teknologi yang digunakan untuk menstabilkan gambar video. Awalnya, teknologi ini dikembangkan untuk mencari kerusakan yang mungkin terjadi ketika pesawat ulang alik mengalami turbulensi saat lepas landas. Namun pada perkembangannya, VISAR digunakan militer Amerika untuk melacak serta memastikan keberadaan Saddam Hussein pada tahun 2003.

Hingga saat ini, NASA memiliki armada pesawat yang terdiri dari Columbia, Challenger, Discovery, Atlantis, dan Endeavour yang telah beberapa kali menjalankan misi luar angkasa. Columbia merupakan pesawat ulang alik pertama yang diluncurkan ke ruang angkasa pada 12 April 1981, sekaligus menjadi tonggak era baru penjelajahan ruang angkasa.

Usia pesawat yang makin menua dan banyaknya rahasia ruang angkasa yang belum terungkap mendorong NASA untuk terus berinovasi guna menemukan batas akhir jagat raya.

vivanewsforum

Di Rondonia Brazil, Waktu 'Tak Berjalan'



Kebanyakan manusia modern percaya dengan ungkapan 'waktu adalah uang'. Namun ungkapan itu tak akan pernah berlaku saat Anda pergi ke Rondonia, perbatasan antara Brazil dan Bolivia.

Sebab, percaya atau tidak, suku asli di sana, Amondawa, tak pernah mengenal konsep waktu. Mereka tak memiliki standar ukuran waktu untuk dihitung atau dibicarakan.

"Bagi suku Amondawa, waktu sama sekali tidak eksis," kata Profesor Chris Sinha, peneliti dari University of Portsmouth, kepada situs DailyMail.

Setelah meneliti suku itu selama delapan minggu, Sinha berkesimpulan bahwa suku Amondawa adalah suku yang memiliki 'kebebasan' terhadap waktu.

Mereka tak pernah mendiskusikan pekan depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan. Sebab, bahasa mereka sama sekali tak punya kosa kata 'pekan', 'bulan', atau 'tahun'.

Bahkan tak satupun anggota suku itu yang memiliki umur. Dalam kehidupan sehari-hari, suku Amondawa cuma mengenal pembagian antara siang dan malam, atau musim hujan dan kering.

Untuk mengenal senioritas dan posisi di suku ini, semua anggota suku ini akan berganti nama bila ada anggota keluarga baru yang lahir. Nama mereka akan berubah, karena terdahulu musti diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda.

Suku Amondawa awalnya adalah suku yang terisolir, dan mulai mengenal dunia luar sejak 1986. Mereka tetap melanjutkan tradisi mereka termasuk berburu, menjadi nelayan, dan berkebun.

vivanews

Kamis, 05 Mei 2011

Bukti-Bukti Kehidupan Awal Bumi Ada di Bulan



Mengetahui bagaimana kehidupan dimulai di planet Bumi adalah salah satu target utama ilmu pengetahuan. Sejumlah peneliti asal Inggris memiliki teori baru. Mereka yakin kunci untuk mengetahui misteri bentuk kehidupan awal di Bumi justru berada di bulan.

Peneliti menyebutkan, batu-batuan yang berasal dari planet Bumi terlempar ke bulan saat asteroid membombardir Bumi dan inner planet (planet paling dekat dengan Matahari) lainnya.

Sebagai informasi, sekitar 4 miliar tahun lalu, terjadi fenomena hujan meteor yang disebut sebagai Late Heavy Bombardment. Ketika itu, planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dihujani oleh ribuan asteroid dan meteorit yang menghantam permukaan planet.

Fenomena sangat mengerikan yang berlangsung selama 300 juta tahun itu memiliki efek beragam pada planet-planet yang ketika itu masih muda, salah satunya adalah pelontaran miliaran ton material dari permukaan planet ke luar angkasa.

Pada kasus Bumi, sebagian material itu kemungkinan berhasil tiba di Bulan. Hipotesis ini sangat masuk akal, mengingat di kutub selatan Bumi pernah dijumpai meteorit yang terbukti berasal dari planet Mars.

Untuk itu, sangatlah mungkin berasumsi bahwa planet-planet terdalam saling bertukar material saat Late Heavy Bombardment. Demikian pula dengan Bumi dan Bulan yang juga saling bertukaran material.

Menurut sejumlah pakar dari University of London Birkbeck College School of Earth Sciences, material milik Bumi itu telah mendarat di Bulan dengan mulus sehingga memungkinkan tanda-tanda biologis tetap tersimpan dengan baik.

Dikutip dari Softpedia, 5 Mei 2011, tim peneliti yang diketuai oleh Ian Crawford dan Emily Baldwin menyebutkan, tanda-tanda biologi itu justru tidak akan mampu bertahan di Bumi karena besarnya dampak tumbukan meteor, erosi akibat angin dan hujan, aktivitas volkanik, gempa bumi, dan penguasaan habitat oleh spesies makhluk hidup lain.

Dalam sejumlah simulasi komputer, tim peneliti menunjukkan sebongkah material yang terpental ke arah Bulan akibat tumbukan asteroid pada bumi akan mendarat di permukaan Bulan dengan kecepatan 2,5 kilometer per detik atau kurang. Dengan temperatur yang ada di Bulan, tidak ada bagian dari material itu yang mendekati tekanan puncak yang mengakibatkan material itu meleleh.

Sayangnya, teori baru ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah sampai manusia kembali pergi ke Bulan, mengumpulkan sampel bebatuan dari sejumlah lokasi, dan membawa pulang ke Bumi untuk dianalisa secara mendalam. Namun, melakukan penelitian seperti itu akan memberikan kita pengetahuan yang luar biasa akan sejarah kehidupan di planet Bumi.

vivanews

Tahun 2100 Permukaan Laut Naik 1,6 Meter



Percepatan perubahan iklim di Kutub Utara serta mencairnya sebagian es di Greenland berpotensi menaikkan ketinggian air laut hingga 1,6 meter pada tahun 2100 mendatang. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan sebagian besar prediksi ilmiah sebelumnya.

Kenaikan air laut hingga 1,6 meter akan mengancam sejumlah kawasan, mulai dari Bangladesh sampai Amerika Serikat dan kota-kota mulai dari London hingga Shanghai. Kenaikan air laut juga akan meningkatkan biaya, misalnya pembangunan benteng penahan banjir atau tsunami di Jepang.

“Enam tahun terakhir, sampai 2010, merupakan periode terpanas yang pernah tercatat di Kutub Utara,” demikian laporan yang dibuat oleh Arctic Monitoring and Assessment Programme (AMAP) yang didukung oleh delapan negara Arctic Council.

Laporan itu menyebutkan bahwa gletser dan gunung es di Kutub Utara serta lapisan es di Greenland mempengaruhi kenaikan permukaan air laut global sebanyak 3 milimeter per tahun saat diamati antara tahun 2003 dan 2008.

Sebelum ini, pada laporan yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), PBB pada tahun 2007, diperkirakan bahwa kenaikan permukaan air laut hanya antara 18 sampai 59 sentimeter saja di tahun 2100.

“Kenaikan permukaan laut yang pada penelitian terbaru diprediksi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya merupakan hal yang mengkhawatirkan,” kata Connie Hedegaard, seperti dikutip dari Scientific American, 5 Mei 2011.

Penelitian ini, sebut Hedegaard, merupakan peringatan bagi kita bahwa mengatasi perubahan iklim menjadi sangat penting. Seperti diketahui, upaya PBB dalam memerangi perubahan iklim berjalan sangat lambat. Menurut PBB, janji-janji para pemimpin negara untuk membatasi emisi gas buang, khususnya dari bahan bakar berbasis fosil, tidaklah cukup untuk menghindari perubahan yang sangat berbahaya itu.

Untuk menindaklanjuti hasil penelitian terbaru itu, menteri luar negeri dari negara-negara Arctic Council yakni Amerika Serikat, Russia, Kanada, Swedia, Finlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia akan bertemu di Greenland pada 12 Mei mendatang. Sebagai informasi, peningkatan suhu di kawasan Kutub Utara rata-rata dua kali lipat di banding dengan kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia.

vivanews.com

Senin, 02 Mei 2011

Hadapi Perompak, Marinir Harus Dampingi ABK



Melihat banyaknya warga negara Indonesia yang menjadi korban penyanderaan oleh perompak Somalia, pemerintah Indonesia harus membuat prosedur tetap (protap) baru. Diantaranya adalah pengiriman pasukan marinir untuk mengawal para WNI di kapal asing.

Menurut dosen hubungan internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung, Teuku Rezasyah, hal ini harus dilakukan mengingat peristiwa perompakan di Somalia telah berada di titik kritis. Warga negara Indonesia yang bekerja di kapal-kapal asing juga kerap menjadi korban.

"Pemerintah Indonesia harus membuat protap baru dalam menghadapi perompak. Setidaknya dalam satu kapal yang diawaki sepuluh saja warga negara Indonesia, pemerintah harus mengirimkan satu orang marinir untuk mendampingi," ujar Rezasyah.

Hal ini, tambah dia, harus dilakukan mengingat peristiwa terakhir yang melibatkan pemerintah Indonesia adalah peristiwa yang memalukan negara. Negara, ujarnya, sudah saatnya harus berani bersikap dalam menanggapi hal ini.

Dia mengatakan bahwa pasukan marinir yang mendampingi para awak kapal adalah pasukan yang terlatih dan tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi perompak.

"Pasukan ini ditempatkan di kapal berbendera Indonesia maupun yang berbendera asing yang diawaki oleh warga negara Indonesia," ujarnya.

Langkah ini, lanjut Rezasyah, haruslah melalui persetujuan dari International Maritime Organization (IMO) yang memberikan koordinasi maupun masukan kepada kapal yang hendak melalui perairan rawan.

"Selain itu, IMO haruslah memiliki kemampuan dan perangkat yang dapat melacak keberadaan kapal dari satelit," kata Rezasyah.

Perangkat ini, ujarnya, sebenarnya dimiliki oleh pemerintah Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa perangkat canggih AS mampu melacak, bahkan menyabotase kapal asing yang dibajak perompak.

"AS sebenarnya tahu keberadaan kapal-kapal tersebut, mereka bahkan dapat menyadap pembicaraan antara pemilik kapal dengan negara tujuan. Tapi kenapa mereka diam saja, padahal perompakan ini telah masuk ke dalam tindak terorisme?" ujar Rezasyah.

Dia mengatakan bahwa IMO beserta negara-negara lain seharusnya bekerja sama dengan AS dalam menghadapi perompak. AS juga seharusnya, ujar Rezasyah, memberikan bantuan secara cuma-cuma tanpa perlu diminta terlebih dulu.

"Kalau mereka mengaku sebagai polisi dunia, buktikan," tegas Rezasyah.

Kasus penyanderaan WNI terbaru terjadi saat Kapal MT Gemini berbendera Singapura dibajak oleh perompak Somalia di perairan 222 kilometer dari Dar es Salaam di Tanzania. Kapal berbobot mati 29.871 ton milik Glory Ship Management Pte Ltd tersebut membawa 28.000 ton minyak sawit mentah dari pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara, menuju Mombasa, Kenya.

Kapal ini diawaki oleh 25 orang yang terdiri dari 13 warga negara Indonesia (WNI), empat warga Korea Selatan, tiga warga Myanmar dan lima warga China.

vivanews

Ditemukan, Virus untuk Optimalkan Sel Surya

Diagram M13, virus yang berhasil mengoptimalkan efisiensi sel surya.

Peneliti asal Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil menemukan cara untuk meningkatkan efisiensi proses konversi sinar matahari menjadi energi secara signifikan.

Caranya, mereka menggunakan virus untuk melakukan proses perakitan di tingkat mikroskopik. Adapun “pekerjaan” yang dilakukan virus itu antara lain adalah berinteraksi dengan karbon nanotube.

Tabung nano karbon, seperti diketahui sebalumnya, menawarkan potensi perbaikan teknologi, khususnya di bidang penyimpanan energi seperti sel bahan bakar dan thermocell.

Pada kasus panel surya, MIT menyebutkan, rongga silinder berukuran mikroskopik yang terdiri dari karbon murni ternyata apat meningkatkan efisiensi dari pengumpulan elektron dari permukaan sel surya. Namun demikian, peneliti menghadapi sejumlah tantangan saat berurusan dengan nanotube.

Masalah pertama, pembuatan nanotube karbon umumnya menghasilkan dua jenis nanotube. Sebagian bersifat seperti semikonduktor yang kadang memungkinkan listrik mengalir, dan kadang tidak. Ini merupakan tipe yang menguntungkan karena bisa meningkatkan performa sel surya.

Jenis kedua yang dihasilkan memiliki bersifat seperti logam yang berfungsi seperti kabel. Selalu memungkinkan listrik mengalir. Ini justru mengurangi performa produk panel surya yang dihasilkan.

Masalah kedua, nanotube juga cenderung mengumpul. Ini juga menurunkan tingkat efektivitasnya. Di sinilah virus berguna.

Peneliti MIT mendapati bahwa sebuah versi virus yang sudah dimodifikasi secara genetik, yang disebut M13 yang umumnya menginfeksi bakteria, bisa digunakan untuk mengontrol susunan nanotube pada permukaan, membuat tabung-tabung itu tetap terpisah sehingga tidak menimbulkan arus pendek serta menjaga tabung-tabung itu tetap berjauhan agar tidak saling menempel.

Menurut Angela Belcher, Professor of Energy dari MIT yang mengetuai penelitian, proses ini hanya menambahkan satu langkah sederhana pada proses pembuatan sel surya. “Proses ini juga tidak sulit untuk diadaptasi oleh fasilitas produksi yang ada saat ini,” ucap Belcher, seperti dikutip dari Earth Techling, 2 Mei 2011.

Belcher menyebutkan, sistem yang ditelitinya diuji dan menggunakan sel surya dari jenis yang disebut dengan sel surya peka warna (dye-sensitized). Namun, timnya yakin bahwa teknik ini juga bisa diaplikasikan pada sel surya tipe lain.

Dalam uji coba, mereka berhasil meningkatkan efisiensi konversi energi dari 8 persen menjadi 10,6 persen. Artinya, menggunakan teknik ini, peningkatan sekitar 32 persen atau nyaris satu per tiga kali lipat berhasil diraih.

vivanews

Voyager Siap Masuki Ruang Antar Bintang

Ilustrasi satelit Voyager 1 berada di pinggir tata surya.

Setelah lebih dari 30 tahun meninggalkan Bumi, dua satelit kembar Voyager milik NASA kini sudah tiba di ujung tata surya. Kedua satelit yang misi utamanya sebenarnya telah berakhir pada tahun 1980 dan 1989 lalu itu, kini siap memasuki ruang antar bintang (interstellar space).

“Sangat luar biasa,” kata Ed Stone, Voyager Project Scientist asal California Institute of Technology yang telah memantau misi Voyager sejak tahun 1972, seperti dikutip dari Cosmosmagazine, 2 Mei 2011. “Selama ini, Voyager 1 dan 2 selalu menghasilkan penemuan baru. Setiap temuan mengubah cara pandang kita terhadap dunia lain,” ucapnya.

Sejumlah temuan yang diungkapkan oleh Voyager adalah ditemukannya gunung berapi di Io dan bukti-bukti adanya samudera di bawah permukaan es bulan Europa (keduanya milik planet Jupiter) adanya hujan metana di Titan (bulan milik Saturnus), kutub magnet yang aneh milik Uranus dan Neptunus, air mancur mengandung es di Triton, bulan milik Neptunus, serta angin planet yang bertiup makin kencang ketika planet menjauh dari matahari.

Tidak ada yang mengetahui pasti berapa jarak yang harus ditempuh Voyager untuk tiba di ruang antar bintang. Namun sejumlah peneliti yakin bahwa ujung tata surya sudah dekat.

“Ketebalan heliosheath (kawasan di heliosphere di posisi setelah titik termination shock di mana kecepatan angin turun ke bawah kecepatan suara) diperkirakan mencapai 4,8 sampai 6,5 juta kilometer,” kata Stone. “Artinya, Voyager akan keluar dari tata surya dalam 5 tahun ke depan,” ucapnya.

Untungnya, masih ada cukup energi untuk melakukan perjalanan tersebut. Kedua satelit Voyager masih mendapatkan pasokan daya dari peluruhan panas radioaktif dari Plutonium 238. “Baterai” tersebut diperkirakan cukup untuk menyediakan energi setidaknya hingga tahun 2020. Setelah itu, kata Stone, Voyager akan menjadi planet Bumi di antara bintang-bintang.

Sebagai informasi, setiap satelit Voyager dilengkapi dengan Golden Record, sebuah rekaman fonograf tembaga berlapis emas. Rekaman itu mengandung 118 foto planet Bumi, rekaman musik terbaik dunia berdurasi 90 menit, esai audio yang terdiri dari berbagai suara yang ada di Bumi mulai dari letupan lumpur, gonggongan anjing, sampai suara keberangkatan roket Saturn 5, salam perkenalan dari 55 bahasa manusia, sebuah bahasa ikan paus, skema gelombang otak dari wanita yang sedang jatuh cinta, dan sambutan dari Kurt Waldheim, Sekjen PBB ketika itu.

“Miliaran tahun dari sekarang, saat planet Bumi dan benua yang ada sudah berubah total, ketika seluruh spesies makhluk hidup telah bermutasi atau punah, rekaman Voyager akan tetap ‘berbicara’ untuk kita,” sebut pesan di rekaman Voyager.

Namun, sejumlah pengamat menyebutkan, kemungkinan alien menemukan Golden Record itu sangatlah kecil. Pasalnya, satelit Voyager tidak akan mencapai jarak beberapa tahun cahaya dari bintang lain hingga 40 ribu tahun mendatang.

vivanews

Inilah Calon Kuat Pengganti Osama bin Laden


Ayman al-Zawahri dan Osama bin Laden

Kematian Osama bin Laden tidak serta merta menghentikan teror yang akan dilakukan oleh kelompok al-Qaeda. Disebutkan, orang kuat kedua di jaringan ini akan menggantikan posisi osama sebagai pemimpin.

Dilansir dari laman India Express, 2 Mei 2011, pemimpin nomor dua al-Qaeda, Ayman al-Zawahri disinyalir kuat akan menggantikan Osama dalam memimpin jaringan teror terbesar di dunia tersebut.

Zawahri tidak bisa dipandang sebelah mata, dia dikenal sebagai kepala pelaksana serangan di al-Qaeda sekaligus mentor Osama bin Laden. Keduanya bertemu pada pertengahan 80an di Peshawar, Pakistan, ketika mendukung gerilyawan mujahidin Afghanistan dalam memerangi Uni Sovyet.

Zawahri, 59, adalah seorang dokter lulusan sekolah kedokteran paling bergengsi di Mesir. Pendidikan kedokterannya diambil sesuai dengan sejarah pendidikan keluarganya yang kebanyakan di bidang medis.

Ayahnya, Mohammed Rabie al-Zawahiri, adalah seorang profesor farmasi yang terkenal, sementara ibunya, Umayma Azzam, adalah seorang politisi. Kakeknya adalah seorang imam besar al-Azhar.

Dunia pemberontakannya diawali ketika usia 14 tahun saat dia bergabung bersama gerakan Ikhwanul Muslimin (IM). Ketika gerakan ini diberangus dan pemimpin IM kala itu Sayyid Qutb ditahan, Zawahri dalam usianya yang sangat muda membentuk pergerakan bawah tanah untuk menggulingkan pemerintahan dan membentuk negara Islam, dari sinilah dia mengenal dunia jihad.

Salah satu misi yang diembannya adalah membunuh presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat. Zawahri adalah satu dari 301 orang yang ditahan ketika Sadat tewas tertembak pada 1981. Dia akhirnya dibebaskan setelah terbukti tidak terlibat dalam aksi tersebut.

Sejak menjadi tokoh penting di al-Qaeda, Zawahri kerap mengeluarkan komentar maupun propaganda dalam bentuk video, terlebih lagi setelah peristiwa 11 September. Video terakhirnya disebarkan bulan lalu yang menyerukan kepada seluruh umat Muslim untuk melawan tentara NATO dan AS yang menyerang Libya.

Dia juga kerap menjadi sasaran pembunuhan pasukan khusus AS, namun usahanya selalu gagal. Dalam video yang disebarkan pada Januari 2006, Zawahri mengatakan bahwa mantan Presiden George W Bush adalah seorang pembantai.

Hal ini disampaikannya terkait penyerangan udara ke kediamannya yang membunuh puluhan orang yang tidak berdosa. Pada awal bulan ini, sumber intelijen Pakistan mengatakan bahwa Zawahri kembali lolos dari serangan militer pada penyerangan yang menewaskan empat pejabat tinggi al-Qaeda.

vivanews

Beginilah Caranya Osama Diburu dan Dibunuh


Osama bin Laden

Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, memastikan bahwa Osama bin Laden telah tewas di Pakistan. Namun, Obama tidak secara rinci mengungkapkan bagaimana pemimpin jaringan teroris al-Qaeda itu bisa dibunuh, selain hanya menyatakan bahwa dia tewas dalam suatu baku tembak dengan pasukan khusus AS, yang dilancarkan pekan lalu.

Kalangan media massa AS, dengan menggunakan sumber-sumber anonim di intelijen dan pemerintah, memberi gambaran bagaimana Osama bisa dilacak dan tewas setelah menjadi orang buruan dalam sepuluh tahun terakhir.

Menurut stasiun berita MSNBC, semua itu bermula dari nama seorang kurir Osama. Sumber di kantor kepresidenan AS (Gedung Putih) Senin dini hari mengungkapkan bahwa perburuan atas Osama sudah dimulai sejak Tragedi 11 September 2001 (9/11), peristiwa yang mengangkat nama Osama dan jaringan al-Qaeda ke sorotan dunia.

Perburuan itu akhirnya berujung pada akhir tahun lalu, saat tim intelijen mendeteksi suatu kamp di Pakistan.

"Dari awal kami mendeteksi bin Laden sebagai ancaman, AS kemudian mengumpulkan informasi mengenai orang-orang di lingkaran bin Laden, termasuk para kurir pribadinya," kata seorang pejabat senior Gedung Putih, yang memberi informasi latar belakang kepada kalangan pers, yang dikutip MSNBC.

Pada 2007, intelijen AS akhirnya mendapat nama asli kurir itu. Dua tahun kemudian, seperti yang diutarakan MSNBC, tim intelijen AS menandai sejumlah wilayah di Pakistan, tempat operasi si kurir dan saudara kandungnya. "Mereka sangat hati-hati, ini yang membuat kami yakin bahwa kami sudah berada di jalur yang benar," ujar sumber itu.

Pada Agustus 2010, intelijen AS menemukan "rumah mereka di Abbottabad," suatu wilayah yang terpencil. Menurut stasiun berita ABC News, Abbottabad adalah kota berpenduduk 90.000 jiwa, yang terletak di Lembah Orash. Jaraknya sekitar 64 km dari sebelah utara ibukota Pakistan, Islamabad.

Operasi memburu Osama berjalan lancar, kecuali saat terjadi masalah mekanik dengan sebuah helikopter AS. Menurut sumber untuk stasiun berita ABC News, pasukan khusus Angkatan Laut AS, Navy Seals, terlibat dalam operasi memburu Osama. Dua helikopter AS bergerak ke kompleks itu pada Minggu dini hari, 1 Mei 2011, sekitar pukul 1.30 hingga 2 waktu setempat.

Sebanyak 20-25 pasukan khusus Navy Seals itu di bawah kendali Komando Bersama Operasi Khusus. Bekerjasama dengan agen intelijen CIA, mereka menyerbu masuk kamp itu. Baku tembak antara pasukan AS dan Osama serta para pengikutnya tidak terhindarkan.

"Operasi ini dilakukan tim kecil yang dirancang untuk meminimalisir kerusakan yang luas. Tim kami sudah berada di sekitar kamp itu selama tidak sampai 40 menit dan tidak menjumpai pihak berwenang lokal," tutur sumber itu.

Osama kemungkinan turut serta dalam baku tembak itu. "Bin Laden terbunuh dalam kontak senjata saat tim kami masuk ke kamp," demikian ungkap pejabat AS itu.

Apakah Osama sempat menembak, tanya wartawan. "Dia melakukan perlawanan atas pasukan kami dan dia tewas dalam baku tembak," demikian keterangan pejabat itu. Dia setidaknya mengalami satu luka tembak di bagian kepala. Tidak disebutkan, berapa luka tembak yang menewaskan Osama bin Laden.

Dalam baku tembak itu, empat pria dewasa tewas. Mereka adalah Osama, putranya, dan dua kurir. Seorang perempuan dewasa pun tewas, diduga dijadikan tameng hidup. Beberapa perempuan lainnya cedera. Namun, nama-nama mereka tidak diungkapkan.

Pasukan khusus itu lalu membawa mayat Osama untuk diperiksa dan kemudian yakin bahwa itu adalah gembong teroris yang selama ini menjadi buruan AS dan sekutu-sekutunya.

vivanews