Senin, 28 Maret 2011
AS: Libya Masuk dalam Kepentingan Kami
Menhan Mesir, Hussein Tantawi dan Menhan AS Robert M. Gates
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Robert Gates, menyatakan bahwa Libya termasuk bagian dari kepentingan negaranya di kawasan Afrika Utara. Dia pun belum bisa memastikan sampai kapan operasi militer atas Libya, yang digalang AS bersama dengan Koalisi Internasional dan NATO, akan berlangsung.
Dalam wawancara bertajuk "Meet the Press" yang disiarkan stasiun berita NBC di Washington, Minggu waktu setempat, Gates mengatakan bahwa "kami memang memiliki kepentingan" di Libya. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut kepentingan apa yang dimiliki AS atas negara yang kaya akan cadangan minyak mentah itu.
Gates menyatakan bahwa Libya bukan "kepentingan yang vital" bagi AS. Namun, dia melanjutkan bahwa Libya hanya menjadi bagian dari kawasan yang vital bagi kepentingan Amerika, yaitu Afrika Utara.
Pada kesempatan lain, dalam acara "This Week," yang disiarkan stasiun berita ABC News, Gates mengatakan bahwa dia tidak melihat Libya memiliki ancaman yang aktual dan mendesak bagi Amerika sebelum terjadi operasi militer Koalisi pada 19 Maret lalu.
Namun, Gates mencatat bahwa ancaman nyata telah terjadi di dua tetangga Libya, yaitu Tunisia dan Mesir, yang telah menggoyang rezim masing-masing setelah sekian lama berkuasa.
Selain itu, potensi eksodus para pengungsi dari Libya di tengah konflik antara rezim Muammar Khadafi dengan pasukan pemberontak pada akhirnya membuat situasi menjadi kian tidak stabil. "Itulah pertimbangan lain yang harus kita tanggapi," kata Gates.
Sementara itu, saat ditanya ABC News, Gates mengaku pihaknya belum memastikan sampai kapan operasi militer di Libya akan berlangsung. Dia mengatakan bahwa aksi internasional tampaknya telah berjalan sukses. Zona larangan terbang telah diterapkan. AS pun selama ini berupaya agar negara-negara lain turut terlibat dalam menjalankan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 dalam memastikan bahwa rakyat Libya tidak diserang oleh pemerintah mereka.
Namun, saat ditanya apakah ini berarti komitmen militer AS hanya akan berlangsung sampai akhir tahun, Gates menjawab, "Menurut saya tidak ada yang tahu jawabannya."
Di lain pihak, rezim Khadafi menilai bahwa misi Koalisi sudah melenceng dari mandat yang diberikan PBB, karena sudah berat sebelah membela pemberontak. "Inilah tujuan Koalisi saat ini. Mereka tidak melindungi warga sipil karena kini mereka secara langsung bertempur dengan angkatan bersenjata kami," kata wakil menteri luar negeri Libya, Khaled Kaim. "Mereka mendesak negara ini menuju perang saudara," lanjut Kaim.
vivanews.com
Labels:
berita internasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar