Belanda akan menyumbang enam dari 87 jet tempur F-16 berikut sekitar 200 tentara, satu kapal pemburu ranjau, dan satu pesawat tanker untuk menunjang upaya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam menerapkan embargo senjata terhadap Libya.
"Kami telah memutuskan untuk menyumbang kepada eksekusi Resolusi 1973 PBB," kata Perdana Menteri Mark Rutte kepada wartawan di Den Haag setelah pertemuan khusus kabinetnya, Selasa (22/3/2011).
"Sumbangan kami akan terdiri dari enam F-16, satu pesawat tanker DC-10, dan satu kapal pemburu ranjau," katanya merinci. "Sumbangan kami dimaksudkan untuk melaksanakan embargo senjata terhadap Libya."
Menteri Pertahanan Hans Hillen mengatakan pada konferensi pers itu, sekitar 200 tentara Belanda akan mengambil bagian dalam misi tersebut. Mereka akan bertugas selama tiga bulan, tetapi dapat diperpanjang dengan perjanjian NATO.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen sebelumnya menyatakan, organisasi yang beranggotakan 28 negara itu setuju memantau, melaporkan, dan jika perlu "menghalangi kapal yang diduga membawa senjata gelap atau tentara bayaran".
Sementara itu, Presiden Romania Traian Basescu menyatakan, pihaknya akan menyumbang 207 tentara untuk melaksanakan embargo senjata di Libya, sebagaimana diminta oleh NATO.
"Ada permintaan NATO untuk sebuah kapal perang dan dua perwira dari staf jenderal pasukan angkatan laut," kata Basescu kepada wartawan setelah pertemuan Dewan Pertahanan Tertinggi negara itu.
Kapal fregat Regele Ferdinand dengan 205 tentara di atasnya dan dua perwira dari staf jenderal angkatan laut akan siap berangkat untuk misinya dalam 30 hari. Basescu juga mengatakan, dewan telah memutuskan untuk menambah tentara negara itu ke Afghanistan dengan 55 polisi gendarmeri guna melatih polisi antikerusuhan.
Kompas.com
0 comments:
Posting Komentar